HIDANGAN bebek kini sedang tren di Bandung. Di kota kembang ini makin banyak rumah makan dan warung-warung khas yang menawarkan hidangan daging bebek. Tentu saja ini menjadi peluang bisnis yang menggiurkan di Parijs van Java ini. Karena itu, tidak heran banyak yang mencoba terjun dalam bisnis mengolah daging unggas akuatik ini.
Ini bebek bumbu pedas. Tapi pedasnya pas. Tanpa dicocol sambal, pedasnya enak. Orang yang tak suka pedas pun akan suka.
-- Ali Bagus
Salah satu anak muda Bandung yang berani terjun dalam bisnis bebek yang kompetitif ini adalah Ali Bagus Antra Suwantara dan Wawan Wardani. Keduanya bukan alumni sekolah perhotelan atau memasak, melainkan jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka pun berani terjun ke bisnis kuliner daging bebek dengan membuka rumah makan Bebek Segar Merangsang alias Bebek Garang. Ini merupakan salah satu sajian unik khas Bandung.
Menurut Ali Bagus, menu daging bebek olahan mereka diberi nama yang tidak standar. Bayangkan saja, di Bebek Garang terdapat menu bebek debus, bebek kagok negro, bebek greenpeace, dan bebek 70.
"Yang paling banyak dipesen konsumen biasanya bebek debus atau bebek 70," ujar Ali kepada Tribun akhir pekan lalu di Jalan Braga.
Bebek debus, menurut pemuda berusia 27 tahun ini, adalah menu khas dari Rangkasbitung atau dikenal juga dengan nama Lebak, satu kabupaten di Provinsi Banten. Untuk mengolah bebek debus, daging bebek akan dibakar dengan cara khusus.
"Ini bebek bumbu pedas. Tapi pedasnya pas. Tanpa dicocol sambal, pedasnya enak. Orang yang tak suka pedas pun akan suka," kata pemenang penghargaan Shell Live Wire Bussiness Start-Up Awards 2010 ini.
Kalau ingin mencicipi olahan bebek yang orisinal, seperti digoreng, maka sebaiknya memesan bebek 70. Nama bebek 70 bukanlah nama untuk sepeda motor merah yang ngetop tahun 1970-an hingga kerap diberi nama bekjul alias bebek 70. Bebek 70 adalah olahan daging bebek orisinal. "Daging bebek digoreng sehingga garing di luar dan lembut di dalam," kata Ali.
Selain bebek garang, masih banyak ragam pengolahan daging bebek di kota kembang. Pilihan tempat untuk menikmati bebek pun semakin beragam. Seperti di warung bebek A Yayo di MTC Soekarno Hatta, pengunjung bisa memesan bebek sesuai porsi. Bisa pesan satu ekor utuh, setengah, dan seperempat ekor.
Menunya pun cukup beragam. Selain bebek bakar dan goreng, andalan lainnya adalah sup bening bebek. Di dalam sup ini selain ada daging bebek, juga ada sayuran dan jamur shiyoko dari Jepang. Sup ini terasa begitu gurih dan segar, dan sangat cocok disajikan baik di siang hari maupun malam hari. Harganya pun terjangkau untuk kalangan menengah.
Di resto Bandoengsche Melk Centrale (BMC) di Jalan Aceh No 30, Bandung, ada juga menu bebek goreng organik. Menurut pihak pengelola bebek, organik tersebut didatangkan dari Karawang dengan tempat penangkaran khusus sehingga bebek-bebek ini tak berkeliaran di sembarang tempat. Bebek-bebek itu pun mendapat perawatan ekstra sehingga saat diolah aroma dan rasa dagingnya pun sangat berbeda dari daging bebek pada umumnya. (Tribun Jabar/tis)
No comments:
Post a Comment